Radhagupt menyimpulkan cerita Ashoka, “Dari apa yang kau katakan aku jadi curiga, tapi bagaimana kita harus sampai kesana”. Ashoka memberikan ide, “Kita harus lewat jalan itu, dari jalan Acharya Chanakya dibawa, dan itu dekat dengan kamar Yang Mulia”. Radhagupt mengernyitkan wajah mendengar ide gila Ashoka itu, “Ashoka, itu tidak mungkin! Kalau kita berusaha masuk dari sana, kita pasti akan ditangkap”. Ashoka menunjukkan wajah semangatnya, “Ada satu cara”. Radhagupt mendengarkan rencana lain Ashoka untuk mencari Chanakya.

Ashoka #102 episode 92 20

Bulan masih bersinar, sebuah kereta memasuki gerbang istana, kereta yang dibawa oleh Vasunandhar dan Subahu yang duduk disebelahnya. Mereka berdua dalam pakaian rakyat biasa. Prajurit yang berjaga menghentikan, “Tunggu!, *Vasunandhar menghentikan kereta*, Malam-malam begini mau kemana kalian”. Ashoka yang ada dibelakang gerobak mengintip lewat sayuran yang menutupinya. Subahu yang memberikan jawaban, “Ada pernikahan pangeran Justin, tinggal dua hari lagi pasti banyak pekerjaan siang dan malam, siapa yang peduli kami butuh istirahat”. Prajurit bertanya, “Apa itu isinya”.

Vasunandhar yang menjawab, “permaisuri minta dibawakan barang-barang yang dibutuhkannya untuk jamuan besok. Apa yang kami bawa, ini berguna sepanjang malam, kami akan bawakan barang-barang ini”. Subahu menambahkan, “Kalau kau larang ya sudah, kami juga bisa tidur dengan tenang. Kalua ditanya kami akan katakan bahwa prajurit melarang kami, karena itu kami tidak bisa mengantarkan barang-barangnya dan kami tidak perlu susah payah begini”.

Prajurit penjaga berkata, “Ini pernikahan pangeran Justin, dan kalian bermalas-malasan, ayo cepat, antarkan barang-barangnya. Ayo pergi sana! Ayo!”. Ashoka yang mengintip dan siaga dengan berbagai kemungkinan menyembunyikan wajahnya. Vasunandhar menjalankan kereta memasuki area istana, menuju ke bagian belakang.

Tak berapa lama, seorang prajurit berteriak menghentikan kereta, “Mau kemana!”. Subahu dan Vasunandhar terkejut, tak siap dengan pemeriksaan kali ini. Ashoka mengintip lewat tumpukan sayuran, matanya terbelalak kaget melihat prajurit yang menangkapnya sebelumnya.

Ashoka #102 episode 92 22

Di tempat tidur pangeran Dhrupad, Dharma yang duduk di samping pangeran cilik yang sudah memejamkan mata di pembaringannya, terus bercerita sambil mengusap kepala Dhrupad, “Anak itupun ketakutan, dan dia tidak mengerti apa yang harus dia lakukan”. Dharma gelisah memperhatikan sekeliling dengan matanya sambil terus bercerita, “Dan pangeran itu pun tidak tau bagaimana caranya dia bisa keluar dari istana”. Dharma memperhatikan mata Dhrupad yang sepertinya sudah pulas.

Dharma kemudian memperhatika sekeliling, bangkit mau beranjak dari situ, tapi, diluar dugaannya, dengan cepat tangan Dhrupad memegang tagannya. Dharma terkejut, menoleh, Dhrupad sudah membuka matanya, “Kau mau kemana, selesaikan dulu ceritanya”. Dharma tersenyum mengangguk, “Iya”, kemudian duduk kembali di pinggir tempat tidur, mengusap kepala Dhrupad, “Lalu, ketika dia berusaha untuk bisa keluar dari istana, ada seorang pencuri”.

Ashoka #102 episode 92 23

Di waktu bersamaan, di kamar putri Agnishikha yang jendelanya terbuka, seorang laki-laki yang wajahnya dipakai penutup mengawasi ke dalam ruangan. Agnishikha sudah tertidur pulas di pembaringannya, rambutnya yang panjang terurai disamping tubuhnya. Si pria yang membawa sebuah kantong ditangannya menaiki jendela, masuk kedalam ruangan dengan hati-hati. Ia berjinjit melangkah dalam ruangan.

Si lelaki berpenutup wajah berhenti sebentar, memperhatikan Agnishikha yang hanya diam di tempat tidur dengan mata terpejam. Si lelaki berjinjit menuju peti yang ditaruh diatas meja, tak jauh dari tempat tidur Agnishikha. Si lelaki membuka tutup peti dengan hati-hati, kemudian membuka tutup peti kecil yang ada di dalam peti besar itu. Agnishikha masih tertidur pulas.

Si lelaki kemudian memasukkan perhiasan dari peti kecil itu ke dalam kantong yang dibawanya. Seseorang ada yang mengawasi apa yang dikerjakannya dari jendela yang terbuka. Saat mengangkat kantong yang sudah penuh, ada beberapa perhiasan yang terjatuh menimbulkn suara. Agnishikha terkejut, membuka matanya.

Agnishikha yang memang terlibat dalam siasat jahat pengkhianatan pada kerajaan Magadh jadi cemas. Si lelaki yang mengambil perhisan perlahan bersembunyi dibelakanga meja tempat ditarohnya peti besar penyimpanan perhiasan. Agnishikha duduk, melihat ke arah jendela, “Siapa”. Kemudian ia turun dari tempat tidur, menatap ke arah jendela yang terbuka dengan waspada.

Ashoka #102 episode 92 25

Di bagian lain, di halaman istana, Vasunandhar dan Subahu sudah turun dari kereta saat menjawab pertanyaan prajurit, “Kau bawa apa!”. Vasunandhar menjawab, “Sayur mayur untuk dimasak pada acara jamuan”.

KLIKANGKA”  Halaman, dibawah  artikelTERKAITuntuk melihat foto dan kelanjutan kisahnya :